Rabu, 05 Maret 2014

YAKOBUS PENULIS KITAB YAKOBUS ADALAH SAUDARA YESUS

Lantas apa implikasinya jika Yakobus adalah saudara Yesus:
1. Yakobus tahu benar siapa Yesus karena dia mengenal dan hidup bersama Yesus sejak kecil
2. Yakobus mendapat banyak teladan Yesus lebih banyak dari penulis Perjanjian Baru yang lain
3. Yakobus tahu apa artinya "Perbuatan" setelah melihat sendiri "perbuatan" yang dilakukan oleh Yesus dalam keseharian. Dalam keseharian Yakobus melihat standar 'perbuatan' yang tinggi yang sudah dilakukan dengan sempurna oleh Yesus. Sehingga Yakobus heran jika ada orang Kristen yang 'perbuatan'nya tidak mencerminkan iman nya
4. Yakobus mengerti apa artinya iman tanpa perbuatan, setelah melihat sendiri perbuatan Yesus yang selaras dengan Firman Tuhan. Apa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus sudah dilakukanNya dalam keseharianNya.
5. Seorang saudara yang dapat diyakinkan bahwa Yesus adalah Tuhan, adalah Yakobus ini. Betapa sulitnya meyakinkan 'saudara sendiri' jika kesaksian hidup dalam keseharian itu gagal.

Kamis, 27 Februari 2014

2. Pengertian Sukacita
(Sambungan....MAKNA SUKACITA Oleh Pdt Dwi Gatot S yang disalin dari Jurnal Teologi El-Shadday STT El-Shadday Surakarta)

       Kata Ibrani yang dipakai untuk sukcita adalah 'simkha' kata kerjanya 'sameakh', juga mencakup ungkapan lahiriahnya (bandingkan kata Arab serumpun yang berarti 'dalam keadaan gembira sekali'), dan kurang lazim dipakai 'gil' (kata kerja sekaligus kata benda); Yunani 'khara' (kata kerja khaird) dan agalliasis berulang-ulang dipakai dalam LXX, dan sepadan dengan 'simkha'), yang berarti sukacita yang besar. Baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru sukacita tetap merupakan ciri orang percaya sebagai perseorangan maupun ciri gereja secara umum.Sukacita ialah kualitas atau watak, dan bukan melulu perasaan hati, yang didasarkan pada Allah sendiri dan memang berasal dari Dia (Mzm16:11; Flp 4:4; Rm 15:13), yang mencirikan hidup Kristen khas di dunia ini (I Ptr 1:8) dan merupakan permulaan sukacita yang kekal bersama Kristus, nanti dalam kerajaan Sorga (Why 19:7)
        Arti sukacita di dalam Perjanjian Lama: sukacita selalu berhubungan dengan kehidupan nasional seutuhnya dan keagamaan bangsa Israel. Secara khusus diungkapkan dalam bentuk-bentuk kegembiraan pada keramaian dan kemeriahan pesta-pesta, saat mempersembahkan korban-korban dan upacara penobatan (ul 12:6; ISam 18:6; I Raj 1:39). Sukacita spontan merupakan ciri yang menonjol dalam Mazmur; di situ sukacita adalah pertanda ibadah gabungan (sebagian besar berpusat di Bait Suci, Mzm 42:4; 81:1) maupun pemujaan pribadi (Mzm 16:8;43:4). Yesaya membedakan sukacita dari yang melulu tata cara (Mzm 126) dan ia menggabungkan sukacita dengan keselamatan yang utuh dari Allah ; justru (dalam rangka sukacita alam semesta) digabungkan juga dengan pengharapan masa datang (Yes 49:13; 61:10). Sebagai hasilnya, selanjutnya dalam Yudaisme sukacita menjadi ciri zaman akhir.
        Selanjutnya arti sukacita di dalam Perjanjian Baru: Kitab-kitab Injil Sinoptik mencatat suasana sukacita terkait dengan proklamasi kabar baik tentang Kerajaan Allah, dalam bentuk aneka ragam, umpamanya: kelahiran Juruselamat (Luk 2:10), Yesus memasuki Yerusalem dalam lambang Raja Mesias (Mrk 11:9; Luk 19:37; Mat 21:9) dan sesudah kebangkitan (Mat 28:8). Dalam Injil Yohanes, Yesus sendirilah yang mengumumkan sukacita ini (Yoh 15:11;16:24) dan sekarang sukacita adalah dampak persekutuan yang erat antara gereja dengan Yesus (bnd 16:22).
        Dalam Kisah Para Rasul sukacita mencirikan kehidupan gereja pertama. Sukacita menyertai karunia Roh Kudus yang dicurahkan kepada Murid Yesus (Kis 13:52), menyertai mujizat-mujizat yang dilakukan dalam Nama Yesus Kristus (8:8) menyertai fakta dan berita pertobatan non Yahudi (15:13), juga menjadi ciri khas perjamuan kudus (2:46).....bersambung

Rabu, 26 Februari 2014

MAKNA SUKACITA
 Oleh:Pdt Dwi Gatot S, M.Th
(Disalin dari Jurnal Teologi El-Shadday Vol 1 No 2 Desember 2013 yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi El-Shadday Surakarta)

1. Pendahuluan
        Kehidupan Kristen adalah kehidupan yang dipenuhi dengan sukacita. Sukacita yang dimaksud adalah sukacita yang berasal dari dalam hati tanpa dipengaruhi oleh keadaan atau situasi tertentu. Sukacita kristen bersifat menetap artinya sukacita itu akan selalu ada di dalam hati dan tidak akan hilang oleh situasi apapun karena sukacita itu bersumber pada pekerjaan Roh Kudus yang ada di dalam hati seseorang. Misalnya saja ketika orang Kristen sedang menghadapi masalah, sebut saja tidak mempunyai uang. Tetap bersyukur dan memuji Tuhan walaupun dalam keadaan tidak punya uang. Sikap ini berbeda sekali dengan orang yang belum percaya. Dalam keadaan tidak punya uang mereka bisa saja marah, jengkel, menyalahkan orang lain, timbul pikiran jahat. Orang yang belum percaya sulit untuk mengalami sukacita ketika keadaan buruk sedang menimpa mereka. Tetapi sebaliknya orang yang percaya akan tetap mengalami sukacita.
         Dalam Alkkitab sukacita lebih dari sekedar emosi. Sukacita adalah perasaan bahagia bercampur perasaan diberkati. Dalam Perjanjian Lama hal ini ditandai dengan kegembiraan luar biasa pada saat perayaan (Ulangan 12:6) dan dengan perasaan lega ketika seseorang dapat membawa keluh kesahnya ke Bait Allah untuk mendapatkan penyelesaian (Mazmur 43:4). Dalam Perjanjian Baru nada kesukacitaan sangat menonjol pada Injil Lukas (Lukas 2:10:19:37) dan Kisah Para Rasuk (Kis 13:52) Kesukacitaan merupakan  karunia Roh yang khas (Kis 8:39; Gal 5:22).....bersambung.......

Jumat, 21 Februari 2014

Apa yang Membuat Anda Bahagia?
Bahagia adalah milik orang-orang percaya, dan itu adalah pemberian Tuhan agar dapat kita nikmati dengan baik. Untuk menjadi bahagia tentu saja harus mengikuti petunjuk dari Firman Tuhan. Mengapa? Karena dalam Firman Tuhan  ada tuntunan untuk dapat merasakan kehidupan yang berbahagia. Tentu saja Firman Tuhan itu bukan hanya kita dengar saja tetapi harus di praktekkan agar mengubah kehidupan kita.
Apa saja yang dapat membuat hidup kita bahagia?
1. Berserah Kepada Tuhan (Mazmur 37:5). Jika anda ingin berbahagia maka serahkanlah hidup kita kepada Tuhan. Jangan atasi masalah dengan pikiran kita sendiri, hasilnya adalah kesedihan dan makin banyak masalah yang akan muncul mengikutinya. Lakukan penyerahan diri kepada Tuhan: dengan berkata "Tuhan saya serahkan masalah hidup saya ini kepadaMu, biarlah Engkau yang ambil alih kendali, dan selesaikanlah ya Tuhan seturut dengan Kuasa Mu." Setelah kita menyerahkan diri kita kepada Tuhan maka pasti akan timbul sukacita dan damai sejahtera di dalam hati kita.
2. Nyanyikanlah Lagu-lagu Rohani (Mazmur 59:7) Seperti Daud ketika ada dalam kesulitan yang besar, dia tetap menyanyi bagi Tuhan. Apakah kita dapat seperti itu? Tentu saja dapat. Hal itu perlu adanya latihan dan pembiasaan. Biasakanlah untuk menyanyi kapanpun dan dimanapun. Nyanyikanlah lagu-lagu rohani. Menyanyi akan membuat anda lebih berbahagia. Menyanyi lagu rohani sangat baik karena sifat lagu-lagu rohani adalah menganggungkan Tuhan, membangkitkan semangat, menimbulkan iman, menghibur yang susah dan lain-lain. Tidak ada lagu rohani yang membuat orang yang menyanyikan menjadi sedi. Kalau terharu dan mneteskan air mata itu bisa, tapi bukan karena sedih, melainkan karena kasih dan kebesaran Tuhan dan merasakan betapa sayangnya Tuhan dengan diri kita. Makanya tidak ada lagu rohani yang membuat orang menjadi sedih.
3. Mengalahkan pikiran negatif (Ayub 3:25) Pikiran negatif membuat orang tidak berbahagia, karena diliputi dengan perasaan kuatir. Pikiran negatif bersumber pada ketidakpercayaan kepada Tuhan dan kuasaNya. Maka kita harus melatih dii untuk berfikir positif. Pikiran positif artinya percaya kepada Tuhan dan percaya bahwa kuasaNya dapat menolong dan menyelesaikan masalah hidup kita. Kita percaya bahwa Tuhan dapat bertindak untuk mengatasi masalah hidup kita. Dia yang akan membuka jalan dan meberikan jalan keluar. Percayalah kepada kemahakuasaan Tuhan sekarang juga.

Bahagia adalah milih kita. jika kita melakukan segenap Firman Tuhan maka hidup kita akan mejadi berbahagia. Hidup kita akan dipenuhi dengan damai sejahtera dan suka cita.