Selasa, 25 November 2008

Hati yang Berkobar untuk Bertemu Tuhan Yesus

Cerita mengenai orang majus menolong kita untuk melihat semangat dari hati yang menyala-nyala untuk bertemu dengan Tuhan Yesus. Orang-orang majus bergerak dari tempat kediaman mereka yang jauh untuk bertemu dengan Tuhan Yesus. Ada banyak rintangan yang mungkin mereka hadapi dalam pencarian mereka akan Juru Selamat itu. Hati yang berkobar-kobar itu membuat mereka tetap bersemangat melanjutkan perjalanan penemuan mereka, sampai akhirnya mereka bertemu dengan Yesus yang lantas menjadi Tuhan mereka.
Apakah kita pada saat ini cukup bersemangat untuk bertemu dengan Tuhan Yesus seperti orang-orang Majus itu? Banyak hal yang merintangi kita untuk secara rutin dapat bertemu dengan Dia dan masuk di dalam hadiratNya. Kebekuan hati kita membuat jarak yang cukup jauh dengan Dia dan mengendurkan semangat pencarian PribadiNya.
Apa yang harus kita pahami untuk menjaga agar tetap bersemangat untuk mencari Dia dalam keseharian kita?
Pertama adalah soal prioritas (Matius 2:2), orang-orang majus dalam ayat ini memprioritaskan pencarian Tuhan dalam agenda kehidupannya. Seperti kebanyakan kita, orang majuspun memiliki banyak kegiatan dalam hidupnya, mereka mungkin juga memiliki pekerjaan, memiliki keluarga, dengan demikian mereka pasti memiliki sekian banyak kesibukan. Akan tetapi ternyata mereka memilih untuk mengalahkan rutinitas kesibukan itu. Mereka memfokuskan diri untuk mencari Tuhan Yesus. Mereka berketetapan "kami datang untuk menyembah Dia". Ketetapan itu merupakan prioritas bagi orang-orang majus, dan dengan prioritas itu mereka berangkat untuk mencari Tuhan Yesus. Pada masa kinipun kalau kita tidak memprioritaskan Tuhan maka hidup kita akan terjebak dengan rutinitas yang akan menjauhkan kita dari hadiratNya. Kita menjadi orang yang terlalu sibuk, bahkan dengan urusan-urusan dari yang paling perlu sampai yang sebenarya kurang perlu. Kesibukan itu menyita waktu kita sehingga tidak ada waktu lagi untuk bersekutu dengan Tuhan. Tidak ada waktu untuk bersaat teduh di rumah. Bahkan sulit meluangkan waktu untuk beribadah ke gereja. Apa yang harus kita lakukan? Kita harus berani berketetapan seperti orang majus itu. Berketetapan untuk meluangkan waktu bagi Tuhan, berketetapan untuk menjadikan ibadah minggu sebagai waktu yang tidak tergantikan, dan berketetapan untuk ingin selalu menikmati hadirat Tuhan dalam setiap kesempatan. Kita harus berkata "kami mau datang untuk menyembah Dia." Dengan demikian kita akan tetap bersemangat mencari Dia.
Kedua soal pengorbanan (Matius 2:11). Pengorbanan orang-orang majus bukan hanya dilihat dari persembahan yang mereka bawa kepada Tuhan, yaitu emas, kemenyan dan mur. Tetapi boleh dikatakan bahwa persembahan orang-orang majus berupa emas, kemenyan dan mur itu merupakan puncak dari serangkaian pengorbanan yang mereka berikan selama dalam pencarian. Paling tidak mereka telah mengorbankan waktu mereka. Bisa saja waktu yang dibutuhkan untuk mencari Tuhan Yesus itu memakan waktu berbulan-bulan. Sebenarnya dengan waktu yang sedemikian lama itu dapat digunakan untuk bekerja, dan mencari uang. Tetapi mereka korbankan waktu itu demi untuk dapat bertemu dengan Tuhan. Pengorbanan lain yang diberikan oleh orang-orang majus itu adalah tenaga. Perjalanan berbulan-bulan membutuhkan tenaga yang tidak sedikit. Mereka harus melawan kelelahan selama perjalanan. Mereka minum dan makan selama perjalanan tidak seenak ketika mereka berada di rumah mereka masing-masing. Mereka harus berjuang dengan kesehatan mereka, bagaimana tetap menjaga kesehatan agar dapat sampai bertemu dengan Tuhan Yesus dalam keadaan sehat. Intinya ada banyak pengorbanan yang harus mereka berikan. Dan yang paling menonjol adalah bahwa orang-orang majus mengorbankan harta mereka untuk dipersembahkan kepada Tuhan Yesus. Apa yang bisa kita lakukan sekarang? Kita juga harus siap untuk berkorban. Pada saat inipun untuk bertemu dengan Tuhan masih membutuhkan pengorbanan. Kita harus siap untuk berkorban, waktu, tenaga, bahkan harta kita. Korbankan waktu kita yang seharusnya untuk kepentingan kita dan diganti untuk menghadiri komsel. Korbankan tenaga kita untuk berlelah-lelah menjangkau jiwa bagi Tuhan. Korbankan harta kita yang seharusnya dapat kita nikmati untuk kesenangan hidup kita, tetapi harus diserahkan kepada Tuhan agar dapat menolong orang lain yang berkesusahan. Tanpa pengorbanan maka pencarian kita menjadi suatu yang mudah dan murah. Akibatnya pencarian kita tidak memiliki arti yang mendalam dalam hidup ini.
Kalau kita dapat memahami dua hal itu yaitu soal prioritas dan soal pengorbanan maka pencarian akan Tuhan dalam keseharian kita akan terus bisa kita lakukan. Bahkan kita akan tetap bersemangat untuk mencari Tuhan ditengah banyaknya halangan dan rintangan

Tidak ada komentar: